Saturday, July 10, 2010

Kulit adalah baju perang tercanggih yang kita miliki

Kulit adalah baju perang tercanggih yang kita miliki
Masih ada yang minder dengan kulitnya yang gelap? Atau tidak semulus artis-artis di TV? Udah gak jaman deh! Apalagi sampe jarang mandi karena gak mau bersyukur dengan kulit yang dimiliki. Tau gak sih kalo kulit kita itu adalah anugrah yang sangat berharga.




Sadarkah kita setiap hari selama 24 jam mengenakan baju perang tercanggih? Baju perang?! Ya, sebab selama itu kulit menjaga kita dari serangan mikroba yang selalu ada di sekeliling kita.


Kulit merupakan organ aktif secara metabolik yang memiliki fungsi vital, yaitu dalam perlidungan dan homeostasis tubuh. Secara alami, kulit merupakan organ immunologis yang penting dan mengandung seluruh elemen immunitas seluler, kecuali sel B limfosit. Komponen immunologis dari kulit dibagi atas tiga bagian: struktur organ, sistem fungsional dan immunogenetik.

Secara struktur, sawar epidermis merupakan contoh immunitas bawaan yang penting karena dengannya banyak mikroorganisme yang tidak mampu penetrasi ke dalam tubuh.

Selain itu, dengan adanya suplai dari darah dan limfatik memungkinkan sel immun melakukan migrasi dari dan menuju kulit. Beberapa sel yang memegang peranan penting yaitu: sel Langerhan, sel T limfosit, sel Mast dan Keratinosit. Sel Langerhan (gambar 1) pada epidermis merupakan bagian terluat dari sestem immun seluler. Sel tersebut merupakan sel dendritik yang memiliki organel sitoplasmik yang unik, yaitu granul Birbeck.

Sel Langerhan mampu melakukan fagositosis, sekresi sitokin dan sebagai antigen presentation (pengenalan antigen). Sel T merupakan sel yang bertanggung jawab dalam respon seluler, dan dibagi menjadi dua yaitu sel T yang memiliki reseptor CD4+ dan CD8+.


Sel T CD4+ dibagi lagi menjadi dua: sel Th1 (promosi inflamasi, sekresi IL3, Ifγ dan TNFα) dan sel Th2 (stimulasi sel B membentuk antibodi, sekresi IL4, IL 6, IL10), sedangkan sel T CD8+ merupakan sel Tc yang berperan dalam sitolitik.
Selain itu, ada juga sel Ts (CD4+ ataupun CD8+) yang meregulasi sel limfosit lainnya. Di lapisan kulit juga terdapat sel mast yang berperan dalam proses inflamasi dan sel keratinosit yang juga mampu melepaskan sitokin proinflamasi (IL1).

Secara sitem fungsional, perangkat immun kulit terdiri dari: jaringan limfoid yang terhubung kulit (aliran limfatik, kelenjar limfatik regional), sitokin dan eicosanoid, komplemen dan molekul adhesi. Sitokin merupakan molekul terlarut yang memperantarai aksi antar sel (misal: aktivasi jalur NFκB dalam proses inflamasi), dan diproduksi oleh: sel T limfosit, keratinosit, fibroblas, sel endotelia; dan makrofag.
Sedangkan eicosanoid yang diproduksi dari asam arakidonat oleh sel mast, makrofag, keratinosit merupakan mediator inflamasi non-spesifik (prostaglandin, tromboksan, leukotrien).

Komplemen berperan dalam opsonisasi, lisis, degranulasi sel mast. Molekul adhesi, khususnya ICAM1, berperan dalam membantu limfosit, sel endotelial ataupun keratinosiy untuk menempel pada sel T. Secara immunogenetik, perlindungan kulit terlihat dengan adanya gen HLA pada kromosom 6 manusia yang dapat ditranslasi menjadi Major Histocompatibility Complex (MHC) di sel Langerhan, sel T, makrofag dan keratinosit. Selain itu, dengan adanya gen HLA spesifik dihubungkan dengan sejumlah penyakit autoimun tertentu

No comments:

Post a Comment