Saturday, July 10, 2010

Gatal-gatal? Dermatitis kontak? Obati sendiri yuk.


Bingung menghadapi gatal-gatal yang tiba-tiba datang? Tenang, pertama kita cari tahu kira-kira apa yang baru saja kita lakukan sehingga gatal-gatal. Apakah ada kemungkinan penyebab dari dermatitis kontak (baca posting sebelumnya)?




Saat ini mulai berkembang konsep pengobatan sendiri. Bila tepat,konsep ini sangat berguna bagi masyarakat. Sebab, selain mengurangi biaya pengobatan, kita juga bisa pede (percaya diri)untuk kritis terhadap anjuran dari seorang tenaga kesehatan. Dengan demikian, pengobatan yang optimum dapat dirasakan oleh setiap pasien dengan biaya minim.



Sebelum melanjutkan posting ini, beberapa catatan yang harus diketahui dalam melaksanakan tataterapi penyakit ini adalah bahwa tatalaksana terapi ini tidak dianjurkan pada pasien sebagai berikut:

Eksklusi pengobatan sendiri

1. Berusia kurang dari 2 tahun

2. Dermatitis lebih dari 2 minggu

3. Lebih dari 25% bagian tubuh yang terkena

4. Terlalu banyaknya bulla

5. Gatal, iritasi, atau jumlah vesikel dan bulla yang ekstrim

6. Pembengkakan pada tubuh atau extremitas

7. Pembengkakan pada mata atau kelopak mata

8. Genitalia tidak nyaman karena gatal, kemerahan, bengkak, atau iritasi.

9. Gatal pada membran mukosa mulut, mata, hidung, dan anus.

10. Toleransi rendah pada nyeri, gatal, atau gejala yang tidak nyaman.

11. Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.



Sebelum menjalankan tataterapi tersebut, ada baiknya bila kita mengetahui dulu sasaran dan strategi terapi dari penyakit dermatitis kontak ini:

Sasaran Terapi

Sasaran terapi dermatitis kontak iritan adalah:
Menghilangkan inflamasi, rasa sakit saat kulit ditekan dan iritasi
Mencegah pemaparan lebih lanjut pada agen iritan
Edukasi pada pasien mengenai metode untuk mencegah recurrent

Sasaran terapi dermatitis kontak alergi adalah:
Melindungi area yang terpapar selama fase akut ruam
Mencegah gatal dan garukan yang berlebihan yang dapat memicu membukanya luka dan berpotensi menyebabkan infeksi kulit sekunder
Mencegah penyebaran dermatitis dengan cara menjaga akumulasi debris vesikel

Strategi Terapi


Dermatitis Kontak Iritan (Irritant Contact Dermatitis)

Pendekatan terapi ICD tergantung keparahan reaksi. Selain itu, area yang terpapar pada substansi iritan, seharusnya dicuci dengan air dan dibersihkan dengan sabun hipoalergenik ringan. Pencegahan iritan seharusnya menjadi diagnosa primer dan edukasi pada pasien.

Penggunaan kompres basah dengan astringent alumunium asetat dapat digunakan untuk mendinginkan dan mengeringkan lesi. Hidrokortison dan losion kalamin, membantu untuk meringankan rasa gatal. Penggunaan topikal anastesi lokal tipe caine perlu dihindari atau diawasi karena dapat menyebabkan kontak dermatitis yang lebih luas.

Dermatitis Kontak Alergi (Allergic Contact Dermatitis)

Mebersihkan kulit dan membuang alergen secepat mungkin (10 menit pertama setelah terpapar) akan mengurangi keparahan respon imun. Tipe terapi tergantung pada keparahan reaksi alergi: mild, moderat, atau parah.

Terapi untuk mild dermatitis berupa antipruritik lokal yang mengandung kalamin, mentol, fenol, champor, dan agen anti pruritik, atau diberikan krim atau salep hidrokortison. Jika terjadi ruam maka pasien harus menghindari alergen. Jika ruam makin luas dan tidak mengenai mata atau organ genitalia dapt digunakan kompres atau rendaman astringent.


Tatalaksana Terapi Dermatitis Kontak

Berikut adalah Jenis terapi untuk Dermatitis kontak



Dermatitis Kontak Iritan (Irritant Contact Dermatitis)

Terapi non-farmakologi ICD
Pencucian sesegera mungkin pada area yang terpapar agen iritan akan mengurangi waktu kontak agen iritan dengan kulit, dan jika terjadi respon kulit, hal ini akan membantu untuk mencegah penyebaran dermatitis.


Beberapa substansi yang dapat menyebabkan respon iritasi pada kulit sebaiknya dihindari. Mengedukasikan kepada pasien bagaimana cara untuk mengurangi resiko terpapar merupakan hal yang penting.
Penggunaan baju pelindung, sarung tangan, dan peralatan proteksi lainnya akan mengurangi pemaparan iritan dan sebaiknya penggunaan alat proteksi diganti secara periodik.
Hidropel dan pelembab penghalang kulit hollister dapat digunakan untuk mencegah ICD jika digunakan sebelum kontak dengan iritan.

Terapi non farmakolog untuk diaper dermatitis pada bayi:
Mengurangi kelembaban pada bayi, misalnya menggunakan pakaian yang tidak banyak membuat keringat
Mengurangi kontak dengan feses dan urin
Mencuci pakaian bayi dengan bersih dan menggunakan deterjen yang lembut

Terapi farmakologi ICD
Perwatan ICD sama denga perawatan ACD.


Dermatitis Kontak Alergi (Allergic Contact Dermatitis)

Beberapa hari pertama reaksi alergi merupakan kondisi yang sangat tidak nyaman bagi pemderita ACD. Dermatitis yang ditangani ataupun tidak ditangani secara alami membutuhkan waktu sekitar 10-21 hari untuk mereda akibat sistem imun pasien sendiri (gambar 6). Produk non-resep topikal dibutuhkan untuk meringankan gejala tersebut.

Terapi non-farmakologi ACD
Membersihkan bagian yang teriritasi dilakukan dengan cara mengompres kulit yang teriritasi dengan air hangat (32,2oC) atau lebih dingin. Namun, farmasis harus mengingatkan agar tidak menggunakan air panas 40,5oC atau lebih sebab akan memperparah luka, dan bahkan dapat menyebabkan luka bakar tingkat kedua..Pencucian menggunakan sabun hipoallergenik dan jangan menggosok bagian yang ruam.
Mencegah terjadinya ruam

Apabila terpapar agen allergen maka untuk mencegah terjdinya ruam-ruam di kulit adalah dengan:

a. Memberi edukasi mengenai kegiatan yang berisiko untuk terkena dermatitis kontak alergi

b. Menghindari substansi allergen.

c. Mengganti semua pakaian yang terkena allergen

d. Mencuci bagian yang terpapar secepat mungkin dengan sabun, jika tidak ada sabun bilas dengan air.

e. Menghindari air bekas cucian/bilasan kulit yang terpapar alergen

f. Bersihkan pakaian yang terkena alergen secara terpisah dengan pakaian lain

g. Bersihkan hewan peliharaan yang diketahui terpapar alergen

h. Gunakan perlengkapan/pakaian pelindung saat melakukan aktivitas yang berisiko terhadap paparan alergen


Terapi farmakologi ACD

Tujuan terapi utama ruam kulit adalah untuk mengurangi rasa gatal, oleh karena itu pasien biasanya menggunakan hidrokortison topikal, antihistamin topikal, dan beberapa agen antipruritik.

Pasien juga dapat menggunakan astringent untuk mempercepat pengeringan luka yang basah sehingga memberikan penutup pelindung kulit yang mengalami inflamasi. Selain itu perlu juga sering digunakan antiseptik untu melindungi dari infeksi sekunder.

6 comments:

  1. hai gung..mampir ya..
    tulisannya bagus gung..
    tapi masih banyak kata2 ilmiah yang bakal membingungkan masyarakat awam, seperti bulla, vesikel, debris, astringent..kalo menulis seperti itu ada baiknya dikasih keterangan arti dari kata2 tersebut.

    boleh mampir juga ke tempatku..baru bikin blog juga nih..
    boleh komen koq..hehe :P

    hermy ekandhari
    www.hermyscorner.blogspot.com
    hermy0n4_e@yahoo.com
    bussinessinbeauty@gmail.com

    ReplyDelete
  2. ok thanx.. iya emang aku lagi nyoba ngedit, ternyata gak gampang ya mengubah kalimat ilmiah supaya gampang dimengerti masyarakat awam... ok deh entar aku mampir.he2... thnax ya commentnya

    ReplyDelete
  3. bagus informasinya

    ReplyDelete
  4. boleh jg. Info yang bermanfaat...

    ReplyDelete
  5. bahase ga ngerti blassss mas
    gawe bahasa menungso ae mas
    obat apa yg harus kita pake

    ReplyDelete
  6. makasi banyak mas infox, bermanfaat bgt,,
    kebetulan bsok kelas q bahas farmakologi dermatitis.
    mkasi bnyak..
    :)

    ReplyDelete