Saturday, July 17, 2010

Kekeliruan pada Penelitian Obat Kanker

Di jaman yang canggih seperti sekarang ini, di mana teknologi sintesis obat hingga teknologi rekayasa genetik berkembang pesat, ternyata masih belum bisa banyak membantu penderita kanker di dunia.



Kita sebagai Apoteker tentu sangat sering mendengar banyaknya orang di sekitar kita yang meninggal akibat kanker. Jujur ya, saya sangat merasa bersalah karena ketika ditanya obat kanker apa yang tepat, saya hanya bisa teori mengenai obat-obat yang canggih (dibuat dengan rekayasa genetik).

Tapi faktanya, mereka itu dari golongan yang tidak mampu, dan mustahil membeli obat yang saya sebutkan "obat canggih" tadi. Saya menjadi berpikir ulang, apa ada ya gunanya kita riset obat-obat canggih tersebut tapi tanpa memperhatikan aspek ekonomisnya.

Lalu banyak orang secara membabi-buta lari ke obat herbal. Wajar, bila banyak pula orang yang menyalahgunakan wacana "obat herbal" untuk mencari keuntungan semata, tanpa memikirkan keselamatan pasien.

Buat apa bikin obat yang canggih, kalau hanya sedikit orang yang mampu membelinya. Sudah saatnya, penelitian-penelitian yang kita lakukan harus berbasis ekonomi. Artinya, kita harus menciptakan obat yang "canggih" sekaligus terjangkau oleh banyak orang.


Saya coba membahas beberapa kelebihan dan kekurangan masing-masing kelompok pengobatan kanker:


1. Obat sintesis (Kemoterapi)

Kemoterapi merupakan kelompok pengobatan yang paling sering diberikan oleh tenaga kesehatan. Contoh obat dalam kelompok ini adalah : Flurourasil, Cisplatin, Siklofosfamid, Metotrexat,Gefitinib dan banyak lagi...




Obat ini adalah obat yang dibuat secara sintesis kimia biasa (konvensional). Walaupun harganya tidak murah, namun jenis obat ini masih dapat terjangkau oleh banyak orang.

Kelompok obat ini relatif mudah dibuat dibandingkan obat-obat rekayasa genetik. Obat ini memiliki kekuatan (efikasi) yang tinggi terhadap sel kanker.

Walaupun demikian, obat ini tidak selektif terhadap sel kanker. Ini artinya bahwa obat ini tidak hanya menyerang sel kanker saja, tetapi juga menyerang sel-sel normal. Tidak mengeherankan, toksisitas obat ini sangat tinggi.

Buktinya, kebanyakan orang yang mengkonsumsi obat ini, biasanya rambutnya rontok, kulitnya berwarna gelap, dan badannya kurus. Tidak jarang, banyak orang yang menghindari terapi ini dengan alasan "ngeri" dan merasa tersiksa dengan pengobatan ini


2. Obat Herbal (Tradisional)

Kelompok obat ini sekarang sedang "ramai" di masyarakat. Bagaimana tidak, banyaknya masyarakat yang lari ke kelompok obat ini disebabkan rasa "takut" terhadap obat sintesis yang biasanya di-resepkan dokter ataupun tindakan operasi. Terlebih lagi obat canggih lain yang mahalnya "minta ampun".

Sehingga banyak orang yang tidak bertanggung jawab "memanfaatkan" ketenaran obat ini. Banyak orang yang "asal ngomong" mengenai obat ini, kebanyakan dari mereka hanya mencari untung semata tanpa mengetahui persis apa "akibat negatif" dari kelompok obat ini. "Akibat negatif"?!! Ya, kelompok obat ini memiliki sisi negatif.



Berikut saya jelaskan. Jujur, obat ini memang relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis. Mengapa demikian? Karena Obat herbal ini terdiri dari banyak (ratusan bahkan ribuan) jenis zat kimia (senyawa), di mana memang ada beberapa zat aktif yang dominan bertanggung jawab terhadap efek anti-kanker-nya.

Kadar zat aktif ini dalam sediaan herbalnya biasanya tidak terlalu banyak sehingga ia menjadi kurang toksik. Selain itu, adanya senyawa lain (selain zat aktif) dipercaya memberikan efek menurunkan toksisitas dari zat aktif.

Lalu dari mana efek negatifnya?! Efek negatif didapatkan bila penggunaan obat ini tidak tepat. Dengan kata lain, walaupun obat ini aman, tapi bila tidak tepat penggunaannya maka obat ini tidak akan mengobati (malah dapat membahayakan).

Kanker adalah penyakit yang perkembangannya bisa sangat cepat sehingga dibutuhkan tindakan pengobatan yang cepat. Obat harus segera "menghabisi" sel kanker sebelum dia menyebar (metastasis). Obat herbal memang bisa mengobati (banyak penelitian yang membuktikan), namun kecepatannya dalam "membunuh" sel kanker relatif lambat.

Kenapa lambat?! Karena herbal mengandung zat aktif yang relatif sedikit, sehingga butuh pemaparan yang lebih lama untuk membunuh sel kanker. Misalnya, andaikan kanker bisa tumbuh "dewasa" hanya butuh waktu 5tahun sejak disadarinya oleh penderita, maka obat herbal butuh 10-15 tahun untuk "menghabisi" sel kanker. Jadi, sel kanker keburu menyebar (metastasis). Hal ini sudah banyak terbukti di masyarakat.

3. Obat rekayasa genetika.

Kelompok obat ini, sekarang berkembang pesat seiring ditemukannya teknologi rekayasa gen, seperti PCR, kromatografi afinitas, nanoteknologi dan lainnya.



Mulai banyaknya insinyur-insinyur protein yang muncul memberikan semangat baru untuk menemukan obat kanker yang selektif. Secara riset, kelompok obat ini banyak terbukti bisa "membunuh" sel kanker tanpa membunuh sel normal dengan kekuatan (efikasi) yang sama kuatnya dibanding obat sintesis.

Jadi, seolah kelebihan dari obat sintesis dan obat herbal "dikawinkan" menjadi kelompok obat ini. Obat kelompok ini aman "seperti" obat herbal, dan poten "seperti" obat sintesis. Contoh kelompok obat ini adalah : terapi gen, obat sintesis yang dikonjugasikan dengan protein "pencari" sel kanker dan banyak lagi.

Sekilas, saya menyebutnya "smart molecule"/ molekul yang pintar. Namun sangat disayangkan, obat ini sangat mahal dan jarang ditemui.



Sehingga saya berkesimpulan bahwa kita sudah menemukan "obat yang pintar", namun merasa bodoh karena banyak orang yang tidak bisa memanfaatkannya.

4. Operasi (Surgery)

Sama halnya dengan obat sintesis, kebanyakan orang "takut" dengan pengobatan ini. Karena, tidak semua orang rela dan berani memotong (mengangkat) anggota tubuhnya yang ditempeli sel kanker.

Selain itu, hal ini sangat beresiko bila sel kanker menempel (tumbuh) di daerah vital seperti : otak, jantung, paru-paru dan lainnya. Bahkan, hal ini hampir mustahil pada kanker sel darah putih.

Walaupun demikian, bila kanker/tumor tumbuh di daerah yang kurang vital dan mudah diangkat (dioperasi) serta belum menyebar, maka saya menyarankan agar segera dilakukan operasi.
Mengapa?! Karena hal ini mencegah menyebarnya sel kanker ke daerah tubuh lainnya. Selain itu, penderitaan akibat obat kemoterapi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

Namun, muncul suatu anggapan yang keliru di masyarakat bahwa dengan memotong (operasi) jaringan kanker/tumor dapat menyebabkan munculnya kanker di tempat lain. Hal ini keliru. Saya coba memahami mengapa ada kesimpulan keliru seperti ini di masyarakat.



Lalu saya menyimpulkan, "anggapan keliru" tersebut bisa saja benar-benar terjadi bila memang sebenarnya sel kanker telah menyebar (metastasis), namun metastasis tersebut belum bisa terdeteksi karena keterbatasan metode/teknologi. Bisa saja, sel kanker di tempat lain tersebut tersembunyi karena pertumbuhannya belum signifikan.

Sehingga, ketika "jaringan kanker yang dapat terlihat" diangkat/dioperasi, maka sel kanker yang tersembunyi tersebut mulai tumbuh signifikan karena sari makanan yang biasanya dikonsumsi oleh "jaringan kanker yang dapat terlihat" kini lebih mudah "disantap" oleh sel kanker tersembunyi tersebut. Lalu jaringan tersebut mulai tumbuh dan orang menjadi berpikir "potong di sini malah tumbuh di tempat lain". Jadi, lakukan operasi bila benar-benar belum pada tahap menyebar (metastasis).

5. Terapi sinar (laser)

Kelebihan dan kekurangan terapi ini tidak jauh berbeda dengan kemoterapi. Mereka sama-sama tidak selektif terhadap sel kanker sehingga juga menyerang sel normal.

6. Pengobatan lainnya (alternatif)

Yang namanya pengobatan alternatif ini kadang tidak dapat diterima oleh akal sehat, namun ntah secara kebetulan kadang terlihat ampuh mengobati kanker. Contoh dari pengobatan ini adalah : terapi spiritual, mantera-mantera dan lain sebagainya. Termasuk didalamnya juga terapi mental yang biasa disebut "positive thinking".

Positive thinking (berpikir positif) menurut saya berbeda dengan terapi alternatif lainnya, sebab terapi ini cukup ilmiah (walaupun belum banyak riset membuktikannya). Kekuatan pikiran ini coba di-ilmiahkan oleh seorang peneliti dari Jepang, Kazuo Murokami.

Selain itu, pengobatan ini gratis, sukup dengan berpikir positif. Saya pernah mencoba terapi ini dan pasien (kanker sel darah putih) tersebut sembuh, walaupun saya tidak bisa membuktikan seratus persen sebab dia juga mengkobinasikannya dengan terapi herbal dan kemoterapi.

Mungkin banyak kelompok pengobatan lainnya yang belum bisa saya tuliskan di sini, namun kelompok di atas merupakan pilihan yang banyak di masyarakat saat ini.



TIPS:

a. Jangan menggunakan terapi herbal tanpa konsultasi dengan Apoteker atau Dokter

b. Terapi herbal sebaiknya dikombinasikan dengan kemoterapi dan "positive thinking" dan doa(jangan hanya terapi herbal)

c. Bila kanker berada di daerah tubuh yang kurang vital atau mudah diangkat (dioperasi), maka segera lakukan operasi. Jangan ditunda, nanti keburu menyebar. Tapi, usahakan deteksi apakah sudah sampai stadium/tahap "menyebar"/metastasis, sebab tidak ada gunanya operasi pada tahap ini.

d. Jangan lupa "positive thinking", Anda harus yakin bahwa Tuhan akan menyembuhkan kita dan kita akan sembuh. Sebab, gen-gen positif Anda yang sedang "tidur" dapat dibangunkan dengan pikiran positif. Gen positif tersebut akan diubah (ditranskripsi lalu ditranslasi) menjadi protein, di mana protein tersebut kemudian dapat menjembatani tersebentuknya "senjata" pembunuh sel kanker yang ada di tubuh Anda. Jadi Anda bisa memproduksi "obat" di dalam tubuh Anda sendiri dengan "Positive Thinking"

e. The last bat not least, Kita harus perbanyak ibadah dan berdoa sebab kesembuhan itu berasal dari Allah SWT. Nanti akan saya "kupas" mengenai penjelasan ilmiah mengenai betapa kuat "campur tangan" Allah pada penyembuhan penyakit, di posting berikutnya. Saya coba bahas mengenai bukti-bukti adanya Allah mulai dari  level organ hingga sub atomik.


Mari kita berdiskusi...
Sabtu, 17 Juli 2010, 10pm
AGUNG

7 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Salam kenal, tulisan yang menarik dan cukup obyektif. Btw, Kazuo Murakami yang menyatakan tentang nyala-padam DNA itu ya?

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas atensinya. Iya benar, ia adalah penulis buku The Divine Message of DNA.

    Agung

    ReplyDelete
  4. thanks infox..gini,ibu saya sudah di operasi tp ternyata kankerx sdh menyebar.. trus sekarang ibu saya sedang mengikuti kemoterapi.baru pertama sich tp puji syukur ada respon..trus mau tanya apa solusi terbaik buat ibu saya??makasih banyak bantuannya..

    ReplyDelete
  5. Tidak mustahil kanker yang sudah menyebar dapat sembuh total.. sudah ada beberapa orang yang mengalaminya.. dari pengalaman orang tersebut saya mengambil kesimpulan:
    1)tetap gunakan kemoterapi sesuai saran dokter, sesekali crosscek dengan apoteker mengenai kebenaran resep yang diberikan dokter;
    2)jangan kaget bila ada tanda2 aneh seperti rambut rontok, kulit menghitam, mual dsb.. itu hanya efek samping obat.. efek ini bisa hilang dengan berangsurnya kondisi ibu anda..;
    3)hidup positif (berpikir positif, melakukan hal2 postif..dll yg positif);
    4)berdoa..yakin bahwa tubuh ibu anda bisa melawan penyakit itu melalui pembangkitan gen-gen positif dalam DNA-nya;
    5)tambah dengan terapi alternatif juga boleh (obat tradisional), tapi kemoterapi jangan ditinggalkan..

    Semoga tips ini membantu anda agar tidak keliru dalam mengambil keputusan menentukan terapi

    ReplyDelete